Hari minggu lalu aku tercenung sendirian sambil menikmati kopi dan gorengan yang telah tersedia di meja memikirkan kejadian-kejadian yang begitu cepat berlalu.

Dua bulan yang lalu

Pagi – pagi itu sebelum anakku bangun dari tidurnya yang lelap, kulihat posisi tangan kanan diatas dan tangan kirinya memegangi baju mama-nya, sementara mulutnya tanpa henti mengunyah “empeng” dan sesekali kepalanya bergerak seperti orang sedang bermimpi. Lalu aku sempatkan untuk memandangi wajahnya yang sangat polos tanpa dosa dengan penuh perasaan. Kenyataannya adalah ah….. sangat tampan sekali anakku dan bangga sekali rasanya jadi bapak.

Tiba-tiba ada seseorang berbicara dibelakangku. Ternyata dia adalah ibu dan bapak mertuaku (ya… saya masih PMI-Pondok Mertua Indah), ibu mertuaku menggumam, “Anakmu wis isoh dijak dolanan lho.” bapak mertua menimpali,” ho’oh wong mau tak liling wis ngerti trus ngguyu ngekek-ngekek.”  Ah pingin segera dia bangun dan membuktikan ucapan beliau berdua. Setelah bangun kuajak bercanda sebentar buat membuktikan eh ternyata benar. Duh nyeselnya aku, nggak tahu perkembangan anak. Ah aku ermasuk orang-orang yang merugi!!!

Sebulan yang lalu

Pulang kerja jam 18.00 nyamperin istri di tempat kerja lalu pulang melewati jalanan yang penuh sesak oleh mobil-mobil pemudik, sampai rumah istri langsung masuk rumah trus aku menyandarkan brompit (sepeda motor) masuk rumah sambil bawa tas jinjing yang setiap saat setia menemani. Dengan tergopoh-gopoh ibu bilang “Nduk mas anakmu panas…” Lalu kujawab “Tenang bu nanti juga turun sendiri kalo dikasih obat penurun panas.” 1 jam kemudian memang benar ucapanku, panas anakku mulai turun. Sehari kemudian setelah pulang dari rutinitas kerja yang melelahkan aku dikasih tau ma ibu mertua “Mas anakmu kemaren panas kuwi jebule arep mundak pintere!” “Wah tambah pinter apa lagi dia?” tanyaku dalam hati. Ternyata dia sudah mulai tahu kalo diberitahu sesuatu. Kayak kalo ditanya, “Dimana cicaknya?” dia langsung mendongak lihat keatas lalu kayak mencari sesuatu di dinding dimana hewan yang bernama cicak itu biasa berada.  Duh duh hatiku tambah senang bercampur haru. Senangnya adalah tahu anak berkembang cepat seperti anak kebanyakan, terharunya kok aku tahunya belakangan seperti yang sudah-sudah dalam mengerti perkembangan anak. Aku termasuk orang-orang yang merugi!!!

Seminggu yang lalu

Waktu buka-buka milis di yahoo ada sebuah milis yang menceritakan tentang orang tua muda yang anaknya menjadi korban akibat suntikan imunisasi. Yang singkat ceritanya anaknya yang berusia sudah 27 bulan menjadi pengidap autise akut setelah selama itu mendapat suntikan imunisasi yang mengandung thiomersal/thimerosal. Setelah membaca itu perasaanku gundah karena hari sabtu kemaren anakku harus imunisasi, lalu dengan bantuan paman google sekali lagi kutemukan jawaban yang dapat menentramkan hatiku. Apakah itu thiomersal/thimerosal? yaitu sejenis bahan pengawet dan stabilizer dalam vaksin yang berguna dalam membunuh bakteri dan mencegah kontaminasi terutama pada kemasan vaksin yang telah terbuka. Seterusnya anda dapat melihat atau membaca sendiri di sini. Atau disini  untuk dapat lebih lengkap membaca dan terdapat link-link yang bekaitan dengan itu secara rinci.

Nah pas hari sabtunya aku harus masuk kantor, jadi aku tidak bisa nganter istri ke rumah sakit tempat kelahiran anakku untuk mengimunisasi anakku. Satu lagi kejadian yang benar-benar membuatku merasa menjadi orang-orang yang merugi!!!